MENUJU PERSERODA YANG UNGGUL DAN PROFESSIONAL

logo-main

Penandatanganan MOU atas Program Sulawesi Palm Oil Belt

Penandatanganan MOU atas Program Sulawesi Palm Oil Belt. (Kawasan Pengembangan Perkebunan Kelapa Sawit di Sulawesi).

Penandatanganan MoU antara PT. SCI (Perseroda) bersama Gabungan Pengusaha Perkebunan Nusantara disaksikan Menko Ekuin RI diwakili, dan Menteri Pertanian RI diwakili.

Pada Program ini PT. SCI (Perseroda) Sulawesi Selatan menjadi inisiator dan pelaksana atas Program SULAWESI Palm Oil Belt.

Acara Penandatanganan MOU dilaksanakan di Jakarta Convention Center, di sela-sela acara International Conference and Exebition on Palm Oil yang ke-delapan.

Plt Direktur Utama PT SCI, Machmud Achmad mengatakan, dengan luas lahan yang bisa menjadi pengembangan budi daya kelapa sawit mencapai 1.000.000 hektare di Pulau Sulawesi, sangat potensial untuk mengubah perekonomian daerah di seluruh provinsi di Sulawesi salah satunya di Sulsel. “Program pengembangan perkebunan dan industri kelapa sawit dari Sulsel hingga ke Manado (Sulawesi Utara). Jadi nanam sawit, PT SCI menjadi penggerak awalnya, dimulai dari SCI Sulsel.

Nanti kita akan berkerjasama dengan SCI Sulbar, Perseroda Sulawesi Tengah, Gorontalo dan juga Perseroda Sulawesi Utara, ya se-Sulawesi,” ujarnya, Sabtu 25 Mei 2024. “Industri kelapa sawit memiliki potensi yang besar serta mencerminkan perannya yang signifikan dalam mengubah kondisi ekonomi daerah dan penciptaan lapangan kerja. Pertumbuhan ini tidak hanya meningkatkan pendapatan bagi perusahaan-perusahaan, tetapi juga bagi petani kecil, yang bergantung pada budi daya kelapa sawit untuk mata pencaharian mereka,” lanjut Machmud.

Dia menyebut, di Sulsel sendiri ada beberapa daerah yang menjadi fokus untuk menggarap potensi bisnis itu, termasuk Kabupaten Wajo dan Luwu Utara. Keuntungan bukan hanya pada Tandan Buah Segar (TBS), tapi semua yang ada di kelapa sawit termasuk sampahnya, akan menghasilkan uang. “Selain menjual TBS, kita jual juga sampah sawit, kita dapat uang juga dari sini. Jadi nanti produknya sabun, minyak goreng, bio fuel untuk pesawat terbang,” tutur Machmud. “Jadi kita akan bangun pabrik-pabrik di Sulawesi,” sambungnya lagi.

Sulsel sendiri kata dia, sementara mengelola 5 ribu hektare lahan kelapa sawit ini, yang bekerjasama dengan investor asal Malaysia. Nantinya, tak hanya memperoleh dari hasil minyak, tapi juga akan mendapat keuntungan dari karbon kredit. “Karena lahan sawit nanti itu dipupuk dengan pupuk organik, kalau kita lihat tanamannya pakai pupuk NPK atau Urea, dia malah meningkatkan karbon, tapi kalau organik sama dengan yang dihasilkan pabrik sawit, ini akan membuat mereduksi karbon. Kalau dia mereduksi karbon, dia dapat duit karbon,” ucap Machmud.

Dia juga menyampaikan, saat ini seluruh provinsi di Pulau Sulawesi sudah jalan untuk pengembangan perkebunan dan industri kelapa sawit tersebut. Potensi Area Pengembangan Perkebunan dan Industri Kelapa Sawit di Sulawesi: Sulawesi Selatan Total Area: 48.000 hektare Potential Area: 100.000 hektare Sulawesi Barat Total Area: 147.500 hektare Potential Area: 120.000 hektare Sulawesi Tenggara Total Area: 70.000 hektare Potential Area: 290.000 hektare Sulawesi Tengah Total Area: 119.300 hektare Potential Area: 300.000 hektare Gorontalo Total Area: 18.700 hektare Potential Area: 95.000 hektare Sulawesi Utara Total Area: 1.000 hektare Potential Area: 70.000 hektare.